Internasional, Sosio: Terusan Suez, saluran air vital yang menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah, memiliki sejarah yang kaya dan bersejarah.
Dibuka pada tahun 1869, terusan ini memainkan peran krusial dalam perdagangan dan transportasi dunia, ide untuk membuat Terusan Suez muncul pada zaman kuno, tetapi proyek tersebut baru terealisasi pada abad ke-19.
Proyek ini diinisiasi oleh Ferdinand de Lesseps, seorang diplomat Prancis, pembangunan terusan ini memakan waktu sepuluh tahun dan melibatkan pekerja dari berbagai negara dengan teknologi terkini pada masanya.
Terusan Suez secara dramatis memotong waktu dan jarak perjalanan antara Eropa dan Asia, sebelumnya kapal-kapal harus mengelilingi Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika, yang memakan waktu berbulan-bulan, dengan dibukanya Terusan Suez, perjalanan menjadi lebih cepat dan efisien.
Namun, sejarah Terusan Suez juga mencatat konflik politik dan militer. Pada tahun 1956, krisis Suez terjadi ketika Presiden Nasser dari Mesir nasionalis mengambil alih kendali terusan dari perusahaan internasional yang mengelolanya.
Krisis ini melibatkan intervensi militer oleh Israel, Prancis, dan Britania Raya, tetapi akhirnya, tekanan internasional memaksa mereka untuk mundur.
Selama beberapa dekade berikutnya, Terusan Suez terus menjadi jalur vital untuk perdagangan global. Pada tahun 2015, Mesir meresmikan proyek perluasan besar-besaran untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi terusan.
Peristiwa ini mencerminkan pentingnya terusan ini dalam menghubungkan berbagai bagian dunia dan memfasilitasi arus perdagangan yang lancar, sejarah Terusan Suez adalah cermin dari perubahan besar dalam perdagangan dan geopolitik global.
Sementara itu pada tahun 2021, Kapal kontainer Ever Given yang termasuk dalam armada Evergreen terjebak di Terusan Suez.
Kejadian ini menyebabkan kemacetan serius dengan lebih dari 300 kapal terhenti, termasuk beberapa yang terpaksa mengubah jalur pelayaran mereka ke selatan Afrika.
Upaya untuk mengangkat kembali kapal tersebut melibatkan kapal tunda dan kapal keruk, membutuhkan peralatan khusus seperti alat derek yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 60 meter.
14 kapal tunda dikerahkan untuk melepaskan Ever Given saat kondisi air pasang, sementara pengerukan tepi kanal dilakukan untuk membersihkan pasir dan lumpur dari jalur kapal.
Terusan Suez, yang merupakan salah satu jalur perdagangan tersibuk yang melintasi Mesir mengalami dampak yang signifikan akibat insiden ini.