spot_imgspot_img

Kualitas Udara Buruk, Masyarakat Diminta Waspadai ISPA

- Advertisement -

NASIONAL, Sosio: Dalam akun Instagram resminya Kementrian Kesehatan menggupload bahwa dalam dua tahun terakhir peningkatan kualitas udara di Jabodetabek melebihi batas aman WHO.

Selain Jabodetabek ada pula beberapa Provinsi yang tercatat sebagai Wilayah dengan kualitas udara yang buruk, yakni Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sumatra Selatan.

Itu tercatat dalam Website Indeks Kualitas Udara (AQI). Dengan peningkatan kualitas udara yang buruk bagi pernapasan.

Tercatat ada sekitar 50.000 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di DKI Jakarta pada Januari sampai Juli 2023.

Namun sekarang meningkat menjadi 200.000 kasus ISPA, hal ini memberikan dampak yang sangat buruk pastinya bagi Kesehatan masyarakat.

Dampak dari buruknya kualitas udara ini pastinya sangat berdampak terhadap kaum yang rentan seperti para lansia dan balita.

Melihat status polusi di Indonesia yang tengah jadi sorotan yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya terhadap kaum rentan dan balita.

Dr. Jaka Pradipta yaitu dokter paru mengungkapkan telah banyak menangani banyak pasien yang terkena ISPA sejak tiga minggu terakhir.

Ia juga menambahkan ada beberapa faktor juga yang membuat kualitas udara kian memburuk, yakni musim kemarau dan kebakaran hutang yang terjadi akhir-akhir ini.

“Gejala yang biasa terjadi jika terkena ISPA yaitu batuk, pilek, radang sakit tenggorokan hingga demam, biasanya gejala ini banyak menjangkit anak balita,”Ungkap Dr. Jaka Pradipta.

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi balita jiga terkena ISPA, salah satunya polusi dan juga asap rokok.

Melihat fenomena ini, dr. Jaka Pradipta, SpP memberikan beberapa tips dan upaya preventif agar anak tidak terpapar ISPA akibat udara yang buruk.

Menurut WHO penyakit ISPA adalah penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian pada balita.

Menurutnya kenapa anak balita rentan sekali terkena penyakit ISPA, lantaran organ Vital anak balita belum berkembang sempurna seperti orang Dewasa.

“Sehingga pertahanan imun bayi masih belum siap menangkal virus, untuk itu pemberian ASI yang cukup dan pemberian gizi yang seimbang sangat penting,” lanjut Dr. Jaka.

Bagikan

Komentar

Artikel Terkait
- Advertisment -
Google search engine

Populer

- Advertisment -