Ragam, Sosio: Trypophobia merupakan perasaan khawatir dan jijik ketika melihat objek berpola menyerupai lubang-lubang kecil dalam bidang permukaan tertentu.
Diantara bentuknya adalah pola permukaan sarang lebah, biji kacang polong, buih gelembung dan lain-lain.
Pada umumnya, seseorang yang merasakan Trypophobia akan mengalami gejala mual, perasaan takut berlebihan, tidak nyaman dan tak kuat berlama-lama melihat pola lubang-lubang kecil tersebut.
Menurut hasil penelitian American Psychiatric Association menyatakan bahwa perasaan trypophobia merupakan pengembangan dari rasa takut yang merespon ancaman dan bahaya di sekitar yang dirangsang oleh pola tak beraturan dan warna yang kontras.
Maka secara medis, seseorang yang mengalami perasaan trypophobia ketika melihat pola lubang-lubang kecil, tidak dikatakan secara resmi sebuah ketakutan berlebihan atau fobia.
Lebih lanjut lagi terkait trypophobia, para peneliti dari American Psychiatric Association yang sama sebelumnya, mengatakan bahwa penyebab trypophobia sebenarnya dari kecemasan dan keadaan depresi.
Hal tersebut didapatkan dari tes wawancara dengan sejumlah relawan penelitian terkait keadaan sosial individu mereka.
Seperti yang ditanyakan adalah lingkungan tempat tinggal, rekam medis kesehatan, riwayat psikososial, pengalaman hidupnya yang berkaitan dengan kecemasan, trauma, dan penilaian pengidap trypophobia akan situasi tertentu.
Cara Mengatasi Fobia
Cara mengatasi trypophobia atau jenis fobia lainnya, umumnya diatasi dengan melakukan terapi pemaparan. Terapi tersebut merupakan teknik yang mempertemukan pengidap fobia secara langsung dengan apa atau situasi yang ditakutinya.
Dalam prakteknya, sang pengidap fobia tidak akan menghadapi apa yang menjadi “ketakutannya” itu sendirian melainkan akan ditemani oleh seorang terapis.
Selain itu, dalam sesi terapi, sang klien akan diajak berdiskusi mengenai perasaan atas kecemasan yang kerap kali dialaminya ketika melihat fobia lubang-lubang kecil tersebut.
Hal demikian dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi pemicu dan penyebab, sehingga terapis dapat meresepkan cara mengatasi fobianya tersebut.
Dalam terapi pemaparan,benda atau situasi tersebut hanya berupa ilustrasi yang makin lama akan menjadi nyata seiring dengan peningkatan kesembuhan yang dialami oleh klien.
Terapi Relaksasi untuk Mengatasi Trypophobia
Selain terapi, pengidap trypophobia mungkin akan diberikan resep obat tertentu sebagai penenang dan menurunkan tingkat kepanikan dan kecemasan.
Disamping, terapi dan pemberian obat medis, umumnya pengidap fobia akan disarankan untuk melakukan aktivitas rutin untuk mengalihkan perhatiannya dari kecemasan.
Banyak aktivitas yang sering disarankan untuk memicu relaksasi, seperti olahraga, yoga, zumba atau lari. Selain sehat, aktivitas tersebut juga dapat memberikan sensasi tenang pada tubuh dan pikiran.
Seni juga dapat dijadikan sebagai terapi yang dapat menenangkan dan meredakan rasa cemas. Hal yang bisa dilakukan dalam seni seperti menulis, melukis, bernyanyi, serta juga bisa dengan merajut.
Baca Juga: Imbas Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Semua Jalur Pendakian Ditutup
Perlu diketahui bahwa ketika seorang pengidap trypophobia yang semakin menghindari rasa ketakutannya malah akan semakin memperparah rasa ketakutannya.
Maka, jangan biarkan trypophobia tersebut terlalu lama berdiam dalam diri, setidaknya usahakan lawan rasa takut itu sehingga mengurangi tingkat kecemasannya.