Daerah, Sosio: BKKBN Provinsi Jawa Barat menggelar sosialisasi program percepatan penurunan stunting di wilayah khusus bersama Mitra Kerja.
Acara sosialisasi tersebut dilaksanakan di Gemilang Futsal Arena, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu (08/10/2023).
Mitra kerja BKKBN Provinsi Jawa Barat ini terdiri dari Dr. Hj. Netty Prasetiya ni, M. Si. selalu Anggota DPR RI Komisi IX, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung Barat, R. Eriska Hendrayana, dan mantan Gubernur Jawa Barat, Dr. H. Ahmad Heryawan.
Program percepatan penunuran stunting ini, menurut Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa menyampaikan harus dimulai sejak usia remaja.
“Remaja perlu memiliki pengetahuan tentang bahaya stunting dan penyebab terjadinya stunting,” ungkap Fazar.
Fazar menambahkan jika Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduknya paling padat harus menjadi role model dalam program percepatan ini.
“Remaja di Jabar harus bebas stunting sebelum tahun 2024,” ungkapnya seperti dikutip Jabarupdate dari siaran pers.
Oleh karena itu, BKKBN Jabar berharap melalui kegiatan ini remaja di Kabupaten Bandung Barat bisa menjadi penyuluh sebaya untuk menggencarkan informasi dan pengetahuan terkait stunting.
Fazar kembali menerangkan Indonesia akan memasuki kondisi bonus demografi di tahun 2024. Untuk itu, remaja saat ini harus bebas stunting agar nantinya mereka bisa bersain dan berkontribusi untuk pembangunan Indonesia.
“Pemahaman terkait isu stunting ini akan terus kami lakukan, terutama pada calon pengantin, ibu hamil, hingga ibu yang masih memiliki bayi di bawah usia dua tahun,” ungkap Kepala Perwakilan BKKBN Jabar.
Sementara itu, menurut Anggota DPR RI Komisi IX, Hj. Netty Prasetiyani stunting merupakan ancaman bagi masa depan bangsa Indonesia.
“Kita akan menjadi bangsa yang tertinggal dan terbelakang jika SDM kita tidak unggul, tidak berkualitas, tidak sehat, kemudian sakit-sakitan akibat stunting,” ungkap Hj. Netty melalui siaran pers.
Hj. Netty mengungkapkan bahwa stunting bisa dicegah. Pencegahan ini dimulai dari sebelum pasangan menikah.
“Usia nikah idealnya untuk perempuan 21 tahun dan untuk laki-laki 25 tahun agar cukup waktu untuk menyiapkan kesehatan dan membangun ekonominya,” ungkap Hj. Netty.
Di dalam keluarga, menurut Hj. Netty harus saling bekerja sama antara suami dan istri yang sedang hamil dan anak yang masih dalam pertumbuhan agar terpenuhi asupan gizinya.