Indramayu, Sosio: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, M.Si., mengadakan sosialisasi pencegahan stunting.
Melalui Program Bangga Kencana, kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Witpanjunan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, pada Minggu, 8 September 2024.
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, tokoh lokal, serta perwakilan instansi terkait.
Dalam pembukaan acara, Supeno, tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Kabupaten Indramayu, menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memerangi stunting yang dapat berdampak buruk bagi perkembangan generasi muda.
“Jika kita ingin melihat generasi yang kuat dan sehat di masa depan, maka kita harus mulai dengan memastikan anak-anak kita terbebas dari stunting,” kata Supeno.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada BKKBN dan Netty Prasetiyani yang telah bersedia menggelar sosialisasi ini di wilayahnya.
Dr. Netty Prasetiyani, yang turut hadir sebagai narasumber utama, menjelaskan bahwa stunting bukan hanya tentang pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga berpengaruh pada kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
“Mencegah stunting berarti menyiapkan generasi penerus yang mampu bersaing di era global, terutama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Menurut Netty, stunting dapat dicegah dengan memastikan asupan gizi yang cukup sejak masa kehamilan dan perhatian terhadap pola asuh yang tepat.
Netty juga menyoroti peran penting remaja dalam mendukung gerakan pencegahan stunting.
Ia menegaskan, generasi muda harus turut aktif dalam kampanye pencegahan stunting, baik di keluarga maupun lingkungan sekitar. Mereka adalah agen perubahan yang bisa membawa dampak positif bagi masa depan bangsa.
Paparan selanjutnya disampaikan oleh Afif Miftahul Majid, S.Sos., M.M., Widyaiswara Ahli Madya dari BKKBN. Ia menjelaskan secara detail tentang 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang merupakan periode paling krusial dalam pertumbuhan anak.
“1.000 HPK merupakan fondasi utama bagi kesehatan dan kecerdasan anak. Kita harus memastikan bahwa dalam periode ini, anak mendapatkan gizi yang tepat dan pola asuh yang baik,” jelas Afif.
Eva Fajriyah, Penyuluh KB Ahli Muda dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Indramayu, juga menambahkan bahwa upaya bersama untuk mengurangi angka stunting di wilayah Indramayu telah menunjukkan hasil yang positif.
“Angka stunting di wilayah ini sudah mulai menurun, namun kita tidak boleh berhenti sampai di sini. Kita harus terus berusaha agar pada tahun 2045, Indonesia benar-benar memiliki generasi yang kuat, sehat, dan bebas stunting,” ujarnya.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan sesi interaktif berupa tanya jawab dan pembagian doorprize bagi para peserta yang aktif berpartisipasi.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama antara para narasumber, panitia, dan peserta yang hadir sebagai bentuk komitmen bersama untuk memerangi stunting.
Melalui sosialisasi BKKBN dan Netty Prasetiyani ini, tegas Eva, diharapkan masyarakat semakin paham tentang pentingnya pencegahan stunting serta berkomitmen untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, produktif, dan cerdas menuju Indonesia Emas 2045.