Internasional, Sosio: Pemerintah Israel, melalui Netanyahu telah meningkatkan kekerasan dan penindasan terhadap warga Palestina pada awal tahun ini.
Tentara Israel telah membunuh dari 250 warga Palestina, termasuk 47 orang anak-anak, di Tepi Barat.
Diketahui penindasan dan kekerasan Israel ini lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya, sejak pemberontakan melawan pendudukan Israel pada awal tahun 2000-an.
Para pemukim ekstremis Israel juga telah meningkatkan serangannya terhadap warga Palestina untuk mengusirnya.
Pada bulan Agustus, PBB telah memberikan informasi bahwa adanya peningkatan dramatis dalam kekerasan yang dilakukan Israel terhadap pemukim Palestina.
Tercatat hampir 600 serangan yang dilakukan dalam enam bulan pertama tahun ini, dengan rata-rata 99 insiden setiap bulannya.
Para ekstremis Israel juga telah meningkatkan provokasi mereka di dalam dan di sekitar kompleks Masjid Noble Sanctuary di Yerusalem Timur yang diduduki.
Tempat tersebut merupakan tempat tersuci ketiga dalam Islam, yang ingin mereka hancurkan dan diganti dengan sebuah kuil Yahudi.
Menteri Keamanan Nasional Israel yang terkenal kejam, Itamar Ben-Gvir, telah berulang kali mengunjungi situs tersebut untuk menunjukkan dominasi Israel atas situs tersebut.
Selain itu, Gaza telah berada di bawah pendudukan militer Israel yang brutal selama lebih dari 50 tahun.
Di bawah hukum internasional, Gaza tetap berada dalam kependudukan militer Israel, meskipun dengan kekerasannya, kekerasan Israel telah menarik para pemukim dan tentara dari pedalaman Gaza pada tahun 2005.
Hal tersebut dikarenakan kekerasan Israel terus mengendalikan hampir semua pintu masuk dan keluar, serta wilayah udara dan pantai Gaza.
Kekerasan Israel telah memberlakukan pengepungan dan blokade laut yang mencekik dan ilegal di Gaza selama lebih dari 15 tahun.
Lebih dari 2 juta warga Palestina terjebak di Gaza di bawah pengepungan dan blokade laut Israel yang kejam.
Mereka tidak dapat melakukan perjalanan untuk mendapatkan perawatan medis, pergi ke sekolah, atau mengunjungi keluarga dan teman, kekurangan barang dan persediaan dasar.
Baca Juga: Fakta Sejarah Penyebaran Disinformasi oleh Pemerintah Israel
Perekonomian Gaza telah hancur akibat pengepungan dan blokade, serta serangan militer Israel yang berulang kali telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil Gaza.
Pengepungan dan blokade ini telah berulang kali dikecam oleh PBB dan organisasi hak asasi manusia sebagai bentuk hukuman kolektif dan ilegal.
Sebagian besar warga Palestina di Gaza adalah pengungsi, yang terusir dari wilayah yang kemudian menjadi Israel pada tahun 1948. Mereka ditolak haknya untuk kembali karena mereka bukan orang Yahudi.
Sumber masalah di seluruh Palestina/Israel adalah kependudukan militer Israel yang brutal dan sistem apartheid yang didirikan pada tahun 1948.
Dalam kata-kata Amnesty International Israel telah membentuk dan mempertahankan rezim penindasan dan kekerasan.
Hal tersebut dilakukan untuk kepentingan warga Yahudi Israel, sebuah sistem apartheid, di mana pun mereka melakukan kontrol terhadap kehidupan warga Palestina sejak tahun 1948.
Perlu diketahui satu-satunya cara untuk mengakhiri kekerasan Israel adalah dengan mengakhiri pendudukan dan sistem apartheidnya.