Nasional, Sosio: Melihat maraknya kasus judi online (judol) yang semakin marak di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jabodetabeka-Banten menilai bahwa dampak yang ditimbulkan dari judi online jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan terorisme.
Daniel Halim selaku Bendahara Umum HMI Jabodetabeka-Banten mengungkapkan bahwa judi online tidak hanya dapat mengancam perekonomian individu dan keluarga, tetapi juga stabilitas sosial serta moral masyarakat.
Menurut Daniel, Judol tidak hanya memiliki dampak yang temporary (jangka pendek) melainkan jangka panjang, terlebih ancaman jaringan mafia judol internasional.
“Inilah yang membuat kami menilai bahwa judi online lebih berbahaya dari terorisme” kata Daniel.
HMI Jabodetabeka-Banten memuji tindakan yang telah diambil oleh pemerintah, khususnya Menteri Budi Arie Setiadi dan jajaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dalam memblokir situs-situs judi online.
Meski demikian, HMI mengingatkan bahwa untuk memberantas judol di Indonesia perlu upaya yang terus-menerus dan konsisten.
“Pelaku judi online akan terus mencari celah agar kembali dapat beroperasi. Apalagi yang dihadapi pemerintah adalah mafia-mafia judi online kelas kakap skala internasional. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu siap dan konsisten dalam mengambil tindakan” tambah Daniel.
Selain melakukan pemblokiran situs, HMI juga menyarankan pemerintah agar terus melakukan kampanye dan sosialisasi terkait bahaya judi online.
“Kuncinya adalah edukasi pada masyarakat. Kita harus bisa menyadarkan masyarakat terkait bahaya dan dampak negatif dari judi online” ungkapnya
HMI Jabodetabeka-Banten mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi masyarakat, akademisi dan media untuk bersama-sama memerangi judi online. Dengan kerjasama dan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan Indonesia bisa terbebas dari ancaman judi online.