Internasional, Sosio: Kementerian Kesehatan Palestina menyebut sebanyak 704 orang warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel pada, Rabu (25/10).
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), memperingatkan bahwa rumah sakit di Gaza mungkin akan ditutup jika tidak ada bahan bakar yang dikirim.
Pada hari Rabu (25/10), Kementerian Kesehatan Palestina mendesak aliran bantuan pasokan medis agar segera masuk ke rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza.
Mengingat pada hari itu juga, militer Israel menggencarkan serangan melalui jet tempurnya dan menembakkan mortir untuk menyerang infrastruktur militer Suriah.
Diketahui, menurut media pemerintah Suriah bahwa serangan yang dilakukan ke jalur Gaza sedikitnya menewaskan delapan orang tentara dan tujuh lainnya mengalami luka-luka.
Menanggapi hal itu, pemimpin Hizbullah menggelar rapat dengan pimpinan Hamas dan pimpinan Jihad Islam untuk melakukan perlawanan di jalur Gaza.
Dalam pandangan yang sama, Lembaga-lembaga pemeringkat kredit S&P dan Fitch Ratings telah melakukan upaya untuk meminimalisir dampak dari serangan Israel.
Tercatat sampai 25 Oktober 2023, dampak dari serangan Israel diantaranya menewaskan sebanyak 5.791 orang di jalur Gaza.
Tak berhenti di sana, serangan udara dan penembakan Israel pada dini hari terus berlanjut di seluruh Jalur Gaza dan menewaskan sedikitnya 19 orang.
Daerah yang terdampak diantaranya tempat tinggal di Jabalia dan Tal al-Hawa di utara, kamp pengungsi al-Nuseirat di Gaza tengah, dan di dekat markas Bulan Sabit Merah dan Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis.
Akibat dari serangan itu membuat sebanyak 4.000 warga Palestina berlindung. Di samping itu, ratusan orang di Tel. Aviv turun ke jalan menuntut pemerintah Israel untuk mengembalikan tawanan yang ditahan di Jalur Gaza.
Mohammad Abu Salmiya, direktur jenderal Rumah Sakit Arab al-Shifa di Kota Gaza mengatakan Israel mungkin menggunakan senjata baru yang mematikan.
Serangan di jalur Gaza pada Selasa malam juga bertepatan dengan pemadaman listrik, setidaknya tiga wilayah di Tepi Barat yang terdampak.
Diketahui serangan pesawat tak berawak Israel di Jenin menewaskan tiga warga Palestina dan melukai belasan lainnya.
Sedikitnya 11 orang telah ditangkap dalam penggerebekan di Hebron, sehingga jumlah total penangkapan di kota itu lebih dari 400 orang sejak 7 Oktober.
menurut Kementerian Kesehatan Palestina jumlah korban tewas di seluruh Tepi Barat sejauh ini telah mencapai 103 orang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Israel pada hari Selasa. Ia menyatakan dukungan Prancis terhadap koalisi internasional untuk memerangi Hamas. Ia juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah.
Baca Juga: Hizbullah, Hamas dan Jihad Siapkan Strategi Kalahkan Israel
Di sisi yang lain, Kepala PBB Antonio Guterres mengutuk serangan Hamas terhadap Israel dalam sebuah debat Dewan Keamanan,
Komentar tersebut mendorong Israel untuk meminta kepala PBB mengundurkan diri. Sementara itu, menteri luar negeri Israel membatalkan jadwal pertemuannya dengan Guterres.
Duta Besar Lebanon untuk PBB, Hadi Hachem, berbicara mengenai dampak agresi Israel terhadap Lebanon, termasuk pembunuhan jurnalis Lebanon, Issam Abdallah, baru-baru ini.
Ia menambahkan bahwa Lebanon telah mengerahkan segala upaya untuk melepaskan diri dari konflik berdarah ini.
Ketika para perwakilan bersiap-siap untuk pertemuan darurat Majelis Umum PBB pada hari Kamis, Yordania telah merilis sebuah rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.
Di sisi yang lain, Departemen Keuangan AS berusaha membangun koalisi internasional untuk menargetkan dan membantu pendanaan Hamas.