Internasional, Sosio: Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, Jalur Gaza bagian utara kehabisan bahan bakar untuk menyalakan generator pada, Selasa (25/10).
Terhiting selama lebih dari dua pekan tidak ada bantuan yang masuk ke Jalur Gaza, diantaranya tidak ada makanan, air atau bahan bakar.
Dalam tiga hari terakhir, Israel hanya mengizinkan sedikit truk bantuan masuk melalui penyeberangan darat Rafah dengan Mesir.
Tapi tidak ada bahan bakar – sejauh ini, permintaan bahan bakar untuk masuk ke Gaza untuk kebutuhan kemanusiaan telah ditolak oleh Israel.
Israel menggolongkan diesel sebagai barang dual use yang dapat digunakan untuk keperluan militer dan sipil. Oleh karena itu, mereka dikontrol dengan ketat atau dibatasi.
Namun, Israel menulis peraturan tentang bahan bakar halal untuk Gaza. Hal itu dalam upaya untuk menjamin bahan bakar hanya mengalir ke pembangkit listrik di jalur Gaza.
Di sisi yang lain jalur Gaza dikepung dan dibombardir secara terus-menerus oleh Israel dan mengakibatkan sebanyak 1.405 tentara dan warga sipil meninggal dunia pada, Sabtu (07/10).
Penderitaan penduduk Gaza tak berhenti disana, mereka harus rela menghemat energi demi berjalannya alat bantu dan mesin lainnya tetap beroperasi di rumah sakit untuk membantu korban serangan Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan udara ke jalur Gaza oleh tentara Israel telah menewaskan 5.791 warga Palestina dan melukai 16.297 orang.
Baca Juga: Deretan Peristiwa Penting Perang Israel-Hamas Hari ke-19
Jumlah tersebut belum termasuk pasien dengan kondisi kronis dan mereka yang telah dirawat di rumah sakit .
Selama bertahun-tahun, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa Gaza berada dalam kondisi kritis.
Siatuasi tersebut semakin memburuk setalah Israel memblokade secara total jalur Gaza selama 14 hari.
Menurut kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza mengungkapkan seluruu bantuan akan terhenti di jalur Gaza.