Akhir-akhir ini Indonesia sedang diterpa oleh suhu panas yang tinggi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat di sejumlah daerah paparan suhunya bisa mencapai 37,8 derajat celcius.
Selain dapat menimbulkan kekhawatiran terutama dikalangan masyarakat juga berdampak pada kesehatan akibat paparan sinar matahari berlebih.
Perlu diketahui terpapar sinar matahari secara berlebih nyatanya dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan, terutama pada kulit. Bahkan, dampak paparan sinar matahari juga beresiko terkena kanker kulit.
Hal serupa diungkapkan dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Ruri Diah Pamela SpKk bahwa risiko terkena kanker kulit perlu diwaspadai ketika mengalami luka bakar akibat sinar matahari, apalagi dalam jangka waktu berulang.
“Ya, ketika terpapar sinar matahari secara terus-menerus, kulit akan mengalami yang namanya luka bakar, disebabkan kulit bagian luar terbakar oleh radiasi sinar ultraviolet,” ucapnya saat dikonfirmasi, Senin, (02/10).
“Kasus terparahnya yakni ketika kulit seakan melepuh yang menandakan kerusakan didalam sel kulit. Luka bakar pada kulit sudah tentu menyakitkan, juga beresiko menimbulkan risiko kanker kulit, atau melanoma,” lanjutnya.
Sementara itu, melanoma ialah sejenis kanker kulit yang paling mematikan. Tidak hanya itu, terpapar sinar matahari secara berlebih juga dapat memicu kanker karsinoma sel basal dan sel skuamosa.
dr Ruri mengatakan risiko terkena kanker kulit juga bisa saja meningkat dengan bertambahnya jumlah luka bakar yang pernah dialami sebelumnya.
Lantas bagaimana cara pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh paparan sinar matahari dalam kondisi panas yang tinggi? Dalam hal ini, dr Ruri menganjurkan untuk menggunakan pelindung sunscreen atau tabir surya ketika beraktivitas diluar ruangan yang terkena sinar matahari
Ia menuturkan bahwa kualitas sunscreen yang baik ialah mengandung didalamnya SPF yang cocok dengan kulit, serta dapat melindungi dengan baik dari paparan sinar UVA dan UVB.
“Dengan mengoleskan sunscreen sekitar 15-30 menit sebelum beraktivitas diluar ruangan, waktu yang cukup untuk sunscreen meresap dalam kulit,” ujar dr. Ruri.
Baca Juga: Beberapa Negara Ramah untuk Pejalan Kaki, Dimanakah Itu?
Ia menambahkan pemakaian sunscreen sebisa mungkin secara teratur khususnya untuk yang sering beraktivitas diluar ruangan.
Setelah penggunaan sunscreen, dr Ruri juga menyampaikan untuk selalu mengenakan pakaian pelindung yang menutupi sebagian besar tubuh.
Seperti penggunaan topi untuk kepala, kacamata hitam melindungi wajah dan mata, serta pemakaian baju berlengan panjang.
“Usahakan juga untuk menghindari paparan sinar matahari langsung pada jam tertentu ketika sinar matahari sedang tinggi, semisalnya antara pukul 11 sampai 4 sore,” tambahnya.
Dan terakhir, dr Ruri menghimbau agar selalu menjaga dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh supaya tidak dehidrasi, dan makanan makanan yang bergizi.
“Pastikan dalam keadaan panas tinggi ini selalu cukup minum air terutama air Putih dan mengandung mineral agar terhindar dari dehidrasi pada saat cuaca panas di musim kemarau ini,” pungkasnya.